dimulai dari
suatu hari ketika siang tiba dan matahari terasa diujung pelupuk mata. Seekor
srigala sedang bersandar di sebuah pohon rindang melepas penat setelah hampir
setengah hari berburu tanpa membuahkan hasil. tanpa sadar, Sang Srigala
melongok ke atas pepohonan yang rindang tersebut dan kemudian menatap beberapa
buah Apel yang menggiurkan bertengger diranting-ranting pepohonan.
Srigala : ( Sesekali, sang srigala bercakap-cakap
dengan dirinya sendiri. Ingin rasanya memakan satu buah saja untuk melepas
dahaga, tapi takdirku bukanlah srigala pemakan buah. Apa Kata dunia??? )
Tekad untuk
mencicipi buah menggiurkan itu justru membangkitkan semangat sang Srigala
hingga tak peduli bahkan berani menantang takdirnya. Dimulai dari pemikiran
tersebut, srigala pun akhirnya mencoba mengumpulkan seluruh tenaga yang tersisa
dan mulai memikirkan cara untuk mendapatkan buah apel yang bertengger di
ranting pepohonan. Tempat yang tadinya adalah tempat beristirahat melepas lelah
kemudian berubah menjadi tempat pertarungan seekor srigala menantang takdirnya.
Srigala : (jengkel
marah-marah karena gak bisa ngambil buah apel nyalah2in pohon tapitetep nyoba
buat manjat dan akhirnya nyerah juga)
karena baru
kali ini srigala merasakan pertarungan tanpa perlawanan, akhirnya srigala
berfikir keras tentang buah apel. puas dengan pemikiran-pemikiran tanpa
pembuktian akhirnya sang srigala menciptakan asumsi pembelaan diri agar
citranya tetap tidak berubah sebagai makhluk dari hutan yang menyebarkan teror
bagi hewan-hewan peliharaan.
Srigala : ("Hai engkau disana, janganlah engkau
memakan buah yang ada dipinggir hutan disana karena isinya busuk dan pahit ketika
dimakan. Aku adalah penghuni hutan yang setiap hati keluar hutan melewati buah
itu sehingga aku sangat mengenal isi dari buah yang kumaksud")
Tupai : ( takut….dan tidak mau mkn
karena takut sakit perut abis makan apel itu)
Kalong : (gak
percaya……)
Rusa : (gak
percaya )
Srigala : ( tetap
….membuat mereka percaya )
teror ini
ternyata sebagian membuahkan hasil di beberapa makhluk lugu tetapi tidak bagi
makhluk yang berfikir kritis.
Rusa : (wah…..ini
bukanya pohon apel yang dimaksud serigala? Mencoba memakan buah yang jatuh dan
ternyata memang busuk dan tidak enak…(terang aja buah jatoh ya busuk) )
Rusa pun ngasiih pengumuman ke
seluruh binatang dihutan bahwa apa yang dikatakan serigala itu benar.
Rusa : (woro-woro
ke seluruh binatang)
Kelinci dan tupai
: (jadi bener-benar percaya)
Serigala : (tambah
meyakinkan binatang lain)
Hingga suatu
hari segerombol tikus rumah yang tidak sengaja migrasi dari rumah majikannya
menuju pinggiran hutan karena rumah tersebuh sudah kebanjiran akibat jebolnya
tanggul diujung muara sungai kehidupan. Gerombolan tikus tersebut mampu
memanjat pepohonan dan mampu merasakan bahwa buah tersebut sama dengan buah
yang biasa merekan makan dirumah majikannya dulu.
Tupai :
(heiii……kenapa kalian makan buah itu???)
Tikus : (loh kenapa?
Buah ini enak, meyakinkan)
Rusa : (tapi rasa
buah itu busuk , karena kmrn makan yang jatoh)
Tikus : (kalian
coba saja buah ya q ambil)
Rusa dan tupai :
(terkejut……..karna ternyata buahnya benar-benar enak dan manis)
Serigala : ( yang
tiba-tiba datang marah-marah, tetap besikukuh dengan keegoisannya)
Rusa : (tp buah
ini bnr-benar manis dan enak)
Serigala : (tetap
pada pendiriannya dan pergi )
semakin hari semakin terbukti bahwa buah yang dikatakan sang srigala bagi
sebagian makhluk menilai enak dimakan jika memilih buah yang tepat dan masih
berada dipepohonan. Begitu segarnya buah itu hingga mampu menghilangkan dahaga
dan sedap dimakan. Srigala memang punya pengalaman, srigala memang dari
beberapa sisi memiliki kuasa untuk bersabda, srigala cukup berpengaruh di
wilayah hutan dan pemukiman dipinggiran hutan. Tapi srigala tentu tepat penjadi
pembawa pesan-pesan “kebenaran”, srigala saat itu hanya kebetulan menciptakan
asumsi dengan dasar-dasar kebencian. Dan sebaiknya kita jangan meniru
apa yang dilakukan srigala.
Saturday, June 18 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar